MAKALAH
ANTROPOLOGI
TENTANG
ETNOGRAFI
Disusun Oleh:
- Afrian Arry Nagoro
JURUSAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS
ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
MAKALAH ETNOGRAFI
BAB
I
PENDAHULUAN
aA.Latar Belakang
Etnografi berasal
dari kata Ethos, yaitu bangsa atau suku bangsa dengan raphein yaitu tulisan
atau uraian. Etnografi adalah kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatu
masyarakat atau etnik, misalnya tentang adat- istiadat, kebiasaan, hukum, seni,
religi, bahasa. Bidang kajian warga sangat berdekatan dengan etnografi adalah
etnologi, yaitu kajian perbandingan tentang kebudayaan dari berbagai masyarakat
atau kelompok (Richards dkk.,1985).
Istilah etnografi
sebenarnya merupakan istilah antropologi, etnografi merupakan embrio dari
antropologi, lahir pada tahap pertama dari perkembangan sebelum tahun 1800 an.
Etnografi juga merupakan hasil catatan penjelajah eropa tatkala mencari rempah-
rempah ke indonesia. Koentjaniraningrat, 1989:1 : “mereka mencatat semua
fenomena menarik yang di jumpai selama perjalanannya, antara lain berisi
tentang adat- istiadat, susunan masyarakat, bahasa tersebut”.
Etnografi yang
akarnya antropologi pada dasarnya merupakan kegiatan peneliti untuk memahami
cara orang- orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena teramati
kehidupan sehari- hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Etnografi ?
2. Apa itu Keragka Etnografi ?
3. Apa saja Objek Etnografi ?
4. jelaskan Sejarah Lahirnya metode Etnografi ?
5. Apa itu Etnografi Modern atau Etnografi Baru?
6. Apa saja Jenis- jenis Etnografi ?
C. Tujuan Masalah
1. untuk mengetahui apa itu etnografi
2. untuk mengetahui unsur-unsur kebudayaan dalam etnografi
3.untuk mengetahui kerangka etnografi
4. untuk mengetahui objek etnografi dan lain sebagainy
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etnografi
Istilah etnografi berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa dan graphy
yang berarti tulisan. Jadi, etnografi adalah deskripsi tentang bangsa- bangsa.
Beberapa pendapat para ahli, antropologi mengenai pengertian etnografi sebagai
berikut.
1.
Menurut pendapat Spradley
dalam Yad Mulyadi (1999), etnografiadalah kegiatan menguraikan dan menjelaskan
suatu kebudayaan.
2.
Menurut pendapat Spindler
dalam Yad Mulyadi (1999), etnografi adalah kegiatan antropologi di lapangan.
3.
Menurut pendapat
koentjaraningrat (1985), isi karangan etnografi adalah suatu deskripsi mengenai
kebudayaan suatu bangsa.
Etnografi ditinjau
secara harfiah, berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa, yang ditulis oleh seorang antropolog atash hasil penelitian lapangan
(field work ) selama sekian bulan, atau sekian tahun.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa etnografi bukan sekedar mengumpulkan data tentang orang atau kebudayaan,
melainkan menggalinya lebih dalam lagi. Ciri –ciri khas dari metode penelitian
lapangan etnografi ini sifatnya yang holistic-integratif, thick description,
dan analisis kualitatif dalam rangka mendapatkan native’points of view
(bersifat holistic atau menyeluruh ). Artinya kajian etnografi tidak hanya
mengarahkan perhatiannya pada salah satu variable tertentu saja.
Jadi, etnografi adalah upaya untuk mendiskripsikan
kebudayaan. Kebudayaan baik implisit maupun secara eksplisit terungkap melalui
bahasa. Bahasa merupakan alat utama untuk menyebarkan kebudayaan dari satu
generasi ke generasi berikutnya yang ditulis dalam bentuk linguistic. Sehingga,
dalam studi etnografi ethnolinguistik berfungsi untuk menggali kebudayaan.
B. Kerangka Etnografi
Bahan mengenai kesatuan kebudayaan suku bangsa di suatu
komuninitas dari suatu daerah geografi ekologi atau suatu wilayah administratif
tertentu yang menjadi pokok deskripsi sebuah buku etnografi, biasanya dibagi ke
dalam bab- bab tentang unsur- unsur kebudayaan menurut suatu tata urut yang
sudah baku. Susunan kata urut itu kita sebut saja “Kerangka Etnografi.”[1][1]
Untuk memerinci unsur- unsur bagian dari suatu kebudayaan,
sebaiknya dipakai daftar unsur- unsur kebudayaan universal , yaitu:(1)
bahasa,(2) sistem teknologi,(3) sistem ekonomi, (4) organisasi sosial, (5)
sistem pengetahuan, (6) kesenian, dan (7) sistem religi. Karena unsur- unsur kebudayaan itu bersifat
universal maka dapat di perkirakan bahwa kebudayaan suku bangsa yang menjadi
pokok perhatian ahli antropologi pasti juga mengandung aktivitas adat-
istiadat, pranata- pranata sosial, dan benda- benda kebudayaan yang dapat di
golongkan ke dalam salah satu dari ketujuh unsur universal tadi. Unsur
kebudayaan menyangkut tentang organisasi sosial. Unsur kebudayaan sebagai bahan
deskripsi kebudayaan, antara lain berkaitan dengan sistem kekerabatan yang
dianut, sistem pemerintahan, pembagian kerja, ataupun mencerminkan suatu
birokrasi.
Penulisan deskripsi kebudayaan yang menyangkut sistem
pengetahuan adalah hal- hal yang berkaitan dengan upaya penduduk untuk
mempertahankan dan mengembangkan kebudayaannya, termasuk dalam hal ini adalah
bagaimana penduduk berupaya melakukan adaptasi terhadap lingkungan alam
sekitarnya.
Deskripsi tentang kesenian yang ada dalam kehidupan
masyarakat mencakup tentang berbagai bidang seni yang menunjukkan identitas
khas masyarakat/ suku bangsa tersebut. Meringkas kembali yang terurai
sebelumnya, maka sebuah karangan tentang kebudayaan suatu suku bangsa yang
disusun menurut kerangka etnografi akan terdiri dari bab- bab seperti terdaftar
di bawah ini.
1.
Lokasi, lingkungan alam dan
demografi
2.
Asal mula dan sejarah suku
bangsa
3.
Bahasa
4.
Sistem teknologi
5.
Sistem mata pencaharian
6.
Sistem pengetahuan
7.
Sistem Kemasyarakatan
8.
Sistem religi
1.
Lokasi, Lingkungan
Alam dan Demografi
Dalam menguraikan lokasi atau tempat tinggal dan penyebaran
suku bangsa yang menjadi pokok deskripsi etnografi perlu dijelaskan ciri-ciri
geogafinya, yaitu iklimnya ( tropis, mediteran, iklim sedang atau iklim kutub
), sifat daerahnya (pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, jenis
kepulauan, daerah rawa, hutan tropis, sabana, stepa, gurun, dan sebagainya),
suhu dan curah hujannya.
Bahan keterangan geografi dan geologi tersebut sebaiknya
dilengkapi dengan peta- peta yang memenuhi syarat ilmiah[2].
Suatu etnografi juga harus dilengkapi dengan data demografi, yaitu data
mengenai jumlah penduduk yang diperinci dalam jumlah wanita dan jumlah pria,
dan sedapat mungkin juga menurut tingkat umur dengan interval lima tahun, data
mengenai laju kelahiran dan laju kematian, serta data mengenai orang yang
pindah keluar- masuk desa.
2.
Asal Mula dan
Sejarah Suku Bangsa
Sebuah etnografi ada baiknya juga dilengkapi dengan
keterangan mengenai asal mula dan sejarah suku bangsa yang menjadi pokok deskripsinya. Keterangan
mengenai asal mula suku bangsa yang bersangkutan biasanya harus dicari dengan
mempergunakan tulisan para ahli
prehistori yang pernah melakukan penggalian dan analisis benda- benda
kebudayaan prehistori yang mereka temukan didaerah sekitar lokasi penelitian
ahli antropologi tadi.
Seorang antropologi
yang meneliti masyarakat suku bugis
misalnya, akan mencari keterangan mengenai asal mula suku bangsa bugis dalam
tulisan- tulisan para ahli prehistori tentang daerah sulawesi selatan. Apabila
tulisan tersebut tidak ada, ataupun ada, kurang dapat memberi bahan keterangan
tentang asal mula suku bangsa bugis, maka ia akan terpaksa harus mencari bahan
keterangan lain, yaitu mengenai dongeng- dongeng suci atau mitologi suku bangsa
Bugis. Hal itu termasuk folklore, khususnya kesusastraan rakyat suku
bangsa Bugis.
3.
Bahasa
Bab tentang bahasa atau system perlambangan manusia yang lisan maupun
yang tertulis untuk berkomunikasi satu dengan yang lain, dalam sebuah karangan
etnografi, memberi deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang
diucapkan oleh suku bangsa, beserta variasi-variasi dari bahasa itu.
4.
Sistem Teknologi
Bab tentang teknologi atau cara-cara memproduksi, memakai,
dan memelihara segala peralatan hidup dari suku bangsadalam karangan etnografi,
cukup membatasi diri terhadap teknologi yang tradisional, yaitu teknologi dari
peralatan hidupnya yang tidak atau hanya secara terbatas dipengaruhi oleh
teknologi yang berasal dari kebudayaan Ero-Amerika atau kebudayaan “Barat”.
Teknologi
tradisional mengenai paling sedikit delapan macam system peralatan dan unsure
kebudayaan fisik yang dipakai oleh manusia yang hidup dalam masyarakat kecil
yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian,yaitu
a)
Alat-alat produktif
b)
Senjata
c)
Wadah
d)
Alat-alat menyalakan api
e)
Makanan, minuman, bahan pembangkit gairah, dan
jamu-jamuan
f)
Pakaian dan perhiasan
g)
Tempat berlindung dan rumah
h)
Alat-alt transport
5. Sistem Mata
Pencaharian
System mata pencaharian tradisional. Perhatian para ahli antropologi
terhadap berbagai macam system mata pencaharianatau system ekonomi hanya
terbatas kepada system-sistem yang bersifat tradisional saja, terutama dalam
rangka perhatian merekan terhadap kebudayaan suatu suku bangsa secara holistik.
6.
Sistem Pengetahuan
a.
Perhatian Antropologi dalam Pengetahuan
Dalam suatu etnografi biasanya ada berbagai bahan keterangan mengenai
pengetahuan biasanya meliputi pengetahuan mengenai teknologi, kepandaian
suku-suku bangsa dan perhatian terhadap pengetahuan yang mencolok.
b.
Isi Sistem Pengetahuan
Tiap suku bangsa didunia biasanya mengetahui pengetahuan tentang
a)
Alam sekitarnya
b)
Alam flora didaerah tempat tinggalnya
c)
Alam fauna dalam tempat tinggalnya
d)
Zat-zat, bahan mentah dan benda-benda dalam
lingkungannya
e)
Tubuh manusia
f)
Sifat-sifat dan tingkah laku manusia
g)
Ruang dan waktu
7.
Sistem Kemasyarakatan
a.
Unsure-unsur Khusus dalam Kemasyarakatan
Setiap kehidupan
masyarakat diorganisasi atau diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan
mengenai berbagai macam kesatuan didalam lingkungan tempat individu hidup dan bergaul
dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat adalah kesatuan kekerabatannya
yaitu keluarga inti.
b.
Sistem Kekerabatan
Dalam masyarakat pengaruh industrialisasi sudah masuk mendalam, tampak
bahwa fungsi kesatuan kekerabatan yang sebelumnya penting dalam banyak sektor
kehidupan seseorang, biasanya mulai berkurang dan bersamaan dengan itu adat
istiadat yang mengatur kehidupan kekerabatan sebagai kesatuan mulai mengendor.
8.
Sistem Religi
a.
Perhatian Ilmu Antropologi terhadap Religi
Religi telah menjadi pokok penting dalam buku-buku para
pengarang tulisan etnografi mengenai suku-suku bangsa ketika ilmu antropologi
belum ada dan hanya merupakan suatu himpunan tulisan mengenai adat istiadat
dari suku-suku bangsa di luar Eropa.
Masalah asal
mula dari suatu unsur religi, artinya masalah penyebab manusia percaya adanya
suatu kekuatan gaib yang dianggapnya lebih tinggi dari padanya.
b.
Unsur-Unsur Khusus dalam Sistem Religi
Suatu sistem religi
dalam suatu kebudayaan selalu mempunyai cirri-ciri untuk sedapat mungkin
memelihara emosi keagamaan itu diantara pengikutnya. Emosi keagamaan merupakan
unsur penting dalam suatu religi bersama dengan sistem keyakinan, sistem
upacara keagamaan, dan suatu umat yang menganut religi itu.
C. Objek Etnografi
Objek etnografi adalah kebudayaan yang memiliki unsur
ekplisit dan implisit. Penelitian tentang unsur- unsur budaya yang
ekplisit dapat dilakukan dengan mudah
karena unsur-unsur kebudayaan yang seperti itu relatif terungkap oleh
partisipan secara sadar. Sebaliknya, penelitian berhubungan dengan unsur- unsur
kebudayaan yang implisit, yang tercipta dan dipahami secara tidak sadar oleh
pemiliknya, maka data dan makna harus disimpulkan secara hati- hati berdasarkan
peraturan dan tingkah laku para partisipan. Hal inilah yang membuat etnografer
perlu terlibat dalam kehidupan masyarakat yang diteliti dengan berperan sebagai
pengamat berpartisipasi ( participant-observer).
Menulis tentang masyarakat, penulisannya mengacu pada studi
deskriptif. Dalam perkembangannya etnografi tidak hanya merupakan paparan saja,
tanpa insprestasi. Ronger M. Keesiig ( 1989: 250) mendefinisikannya sebagai
pembuatan dokumentasi dan analisis budaya tertentu dengan mengadakan penelitian
lapangan. Jadi bisa disimpulkan bahwa enografi adalah pelukisan yang sistematis
dan analisis suatu kebudayaan kelompok, masyarakat atau suku bangsa yang
dihimpun dari lapangan dalam kurun waktu
yang sama.
Awalnya, etnografi digunakan dalam antropologi, metode ini
kemudian diadopsi dan dipergunakan secara meluas di hampir semua bentuk
organisasi, komunitas dan dsiplin ilmu. Etnografer kontemporer meneliti dunia
pendidikan, kesehatan masyarakat, pembangunan pedesaan dan perkotaan, dunia
penerjemahan dan bidang lain dalam kehidupan manusia. Menurut Creswell (2008:
473), penelitian etnografi dapat dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang atau pola ‘kaidah- kaidah’ (rules) yang mendasari
susuatu yang dialami atau dimilki ( Shared ) oleh sekelompok orang secara
bersama, tingkah laku, baik bahasa, nilai-nilai, adat-istiadat dan keyakinan.
Dalam konteks pendidikan, penelitian etnografi dapat dilakukan memahami pola
hubungan antar guru di sebuah sekolah, proses pengajaran dengan menggunakan
metode tau media tertentu ( seperti pengajaran kosa kata dengan metode total physical
Response), atau prosedur kegiatan tertentu.
D. Sejarah Lahirnya Metode Etnografi
Penelitian etnografi mulai populer sejak tahun 70-an ( John Van Maanen,
1996 ). Sebagai sebuah metode yang dikembangkan dalam bidang antropologi,
etnografi digunakan oleh dua disiplin ilmu yang saling terkait, yaitu
sosiolinguistik dan antropologi bahasa. Perbedaan keduanya berakar dari
sejarahnya.
E. Etnografi
Modern dan Etnografi Baru
1)
Etnografi Modern
Metode etnografi modern seperti yang umum dijalankan orang
pada masa kini., baru muncul pada dasawarsa 1915/1925, dipelopori oleh dua ahli
antropologi sosial inggris, A.R. Radcliffe-Brown dan B. Malinowski. Ciri penting yang membedakan
mereka dari para etnografer awal adalah bahwa mereka tidak terlalu memandang
penting hal ihwal yang berhubungan dengan sejarah kebudayaan suatu kelompok
masyarakat.
Tujuan utama
penelitian etnografi, menurut Malinowski, adalah “to grasp the native’spoint
of view, his relation to life, to realize his vision his world.”( menangkap
sudut pandang native tersebut, hubungannya dengan kehidupan, ,menyadari visinya
dan dunianya ). Sementara Radcliffe- Elrown menjabarkan tujuan etnografi
sebagai suatu untuk membangun “a complex network of sosial relations, atau
“social structure.
2)
Etnografi Baru
Berbeda dari etnografi modern yang dipelopri oleh
Radcliffe-brown dan Malinowski, yang memusatkan perhatian pada organisasi
internal suatu masyarakat dan membandingkan system sosial. Dalam rangka untuk
mendapatkan kaida- kaidah umum tentang masyarakat, maka etnografi baru ini
memusatkan usahanya untuk menemukan bagaimana berbagai masyarakat
mengorganisasikan budaya mereka dalam pikiran mereka dan kemudian menggunakan
budaya tersebut dalam kehidupan.
Jadi singkatnya, budaya itu ada di dalam pikiran manusia, dan
bentuknya adalah organisasi pikiran tentang fenomena material. Tugas etnografi
adalah menemukan dan menggambarkan organisasi tersebut.
F. Jenis- jenis Etnografi
Menurut Oreswell (2008: 475), penelitian etnografi memiliki beragam
bemtuk. Jenis utama yang sering muncul dalam laporan-laporan penelitian
pendidikan sebagai berikut:
1)
Etnografi
Realis
Etnografi realis merupakan pendekatan ini berupaya menggambarkan situasi
budaya para partisipan dilapangan penelitian dan dipaparkan dengan menggunakan
sudut pandang orang ketiga (third person point of view).
2)
Studi Kasus
Studi kasus didefinisikan sebagai “an in-depth exploration a
bounded system (e. g. An activity, event, prosess, or individual ) based on
extensive “(creswell), 2008: 476). Artinya, hasil penelitian yang di peroleh
hanya berlalu baci objek yang diteliti dan tidak dapat digeneralisasikan pada
objek lain.
3)
Etnografi
Kritis
Merupakan pendekatan penelitian yang digunakan untuk membantu dan
memberdayakan kelompok- kelompok msyarakat yang termarjinalisasi.
Penelitiannya, ingin memberikan bantuan melawan ketidakadilan dan penindasan.
G. Etnografi
dan Kebudayan
Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu
kebudayaan. Tujuan utama aktivitas ini adalah untuk memahami suatu pandangan
hidup dari sudut pandang penduduk asli. Sebagaimana dikemukakan oleh
B.Malinowski, bahwa tujuan etnografi adalah “memahami sudut pandang penduduk asli,
hubungannya dengan kehidupan, untuk mendapatkan pandangannya mengenai
kehidupannya”. Inti dari etnografi adalah upaya untuk memperhatikan makna-mana
tidakan dari kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami. Sistem makna
ini merupakan kebudayaan mereka: dan etnografi selalu mengimplikasikan
teori kebudayaan.
Dengan membatasi definisi kebudayaan sebagai pengetahuan yang
dimiliki bersama, kita tidak menghilangkan perhatian kita pada tingkah laku,
adat, objek, atau emosi. Kita sekedar mengubah dari penekanan pada berbagai
fenomena menjadi penekanan pada makna berbagai fenomena. Konsep kebudayaan ini
banyak memiliki persamaan dengan pandangan interaksionisme simbolik, suatu
teori berusaha menjelaskan tingkah laku manusia dalam kaitannya dengan makna. Interksionisme
simbolik berakar pada karya-karya ahli sosiologi seperti Cooley, Mead, dan
Thomas. H.Blumer mengidentifikasikan tiga premis sebagai landasan utama teori
ini (1969). Premis pertama, “manusia melakukan berbagai ha atas dasar makna
yang diberikan oleh berbagai hal itu kepada mereka.” (1969:2). Premis kedua
yang mendasari interksionisme simbolik adalah bahwa “makna berbagai hal itu
berasal dari, atau muncul dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain.”
(1969:2). Premis ketiga adalah, bahwa “makna ditangani atau dimodifikasi
melalui suatu proses penafsiran yang digunakan orang dalam kaitannya dengan
berbagai hal yang dihadapi orang tersebut.” (1969:2).
Kebudayaan, sebagai pengetahuan yang dipelajari orang sebagai
anggota suatu kelompok, tidak dapat diamati secara langsung. Sebagai contoh,
dalam studinya mengenai penerjun paying, Richard Reed (1973). Di mana pun,
orang mempelajari kebudayaan mereka dengan mengamati orang lain, mendengarkan
mereka, dan kemudian membuat kesimpulan. Etnografer pun melakukan proses
yang sama, yaitu dengan memahami hal yang dilihat dan didengarkan untuk menyimpulkan
hal yang diketahui orang. Elizabeth Marshall dapat menyimpulkan bahwa “tsau si”
berarti “wanita” karena Tsetchwe mengatakan kata-kata itu segera setelah dia
menyentuh dadanya sendiri. Apabila kita berada dalam situasi yang baru maka
kita harus membuat kesimpulan semacam itu mengenai sesuatu yang diketahui
orang.
Dalam melakukan kerja lapangan, etnografer membuat kesimpulan
budaya dari tiga sumber: (1) dari yang dikatakan orang, (2) dari cara orang
bertindak, (3) dari berbagai artefak yang digunakan orang. Kadang kala,
pengetahuan budaya disampaikan secara langsung dengan bahasa sehingga kita
dapat membuat kesimpulan secara mudah. Berbagai perintah terhadap anak-anak,
seperti “cucilah tanganmu sebelum engkau makan” dan “jangan berenang setelah
makan, engkau akan terkena kram”, menunjukan ekspresi pengetahuan budaya yang
eksplisit itu. Etnografi selalu menggunakan hal yang dikatakan oleh orang
dalam upaya untuk mendeskripsikan kebudayaan orang tersebut. Kebudayaan yang
implisit maupun yang eksplisit, terungkap melalui perkataan, baik dalam
komentar sederhana maupun dalam wawancara panjang. Karena bahasa merupakan alat
utama untuk menyebarkan kebudayaan dari satu generasi kepada generasi
berikutnya, kebanyakan kebudayaan dituliskan dalam bentuk linguistik.
Etnografi adalah suatu kebudayaan yang mempelajari kebudayaan
lain. Etnografi merupakan suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik
penelitian, teori etnografis, dan berbagai macam deskripsi kebudayaan.
Etnografi bermakna untuk membangun suatu pengertian yang sistematik mempelajari
kebudayaan itu.
Tujuan antropologi sosial, yaitu untuk mendeskripsikan dan
menerangkan keteraturan serta berbagai versi tingkah laku sosial. Deksripsi
suatu kebudayaan di suatu sisi menggambarkan perbedaan-perbedaan, dan di sisi
lain menerangkannya. Penjelasan atas perbedaan kebudayaan sebagian tergantung
pada penyusunan perbandingan lintas-budaya. Tetapi, tugas ini pada gilirannya
pula tergantung pada studi etnografis yang tepat. Banyak ilmu sosial memiliki
tujuan yang lebih terbatas. Dalam studi tingkah laku mana pun, etnografi
mempunyai peranan yang penting. Kita dapat mengidentifikasikan beberapa
sumbangnya yang khas. Etnografi sendiri berupaya mendokumentasikan berbagai
realitas alternative dan mendeskripsikan realitas itu dalam batasan
realitas itu sendiri. Studi mengenai ketercerabutan budaya dilakukan dengan
mengambil focus pada kelompok budaya Indian, Chicano, kulit hitam dan berbagai
kelompok budaya lainnya. Etnografi sendiri tidak lepas dari ikatan-budaya.
Namun, etnografi member deskripsi yang mengungkapkan berbagai model penjelasan
yang diciptakan manusia. Etnografi dapat berperan sebagai penuntun untuk
menunjukkan sifat dasar ikatan-budaya dari teori-teori ilmu sosial. Etnografi
mengatakan kepada semua peneliti perilaku manusia, bahwa “Sebelum Anda
menerapkan teori Anda pada orang yang Anda pelajari, terlebih dahulu temukanlah
bagaimana orang-orang itu mendifinisikan dunia”.
H. Proses dan
Langkah-langkah Penelitian Etnografi
1.
Menentukan apakah masalah
penelitian ini adalah paling cocok didekati dengan studi etnogafi. Seperti
telah kita bahas di atas bahwa etnografi menggambarkan suatu kelompok budaya
dengan mengekloprasi kepercayaan, bahasa dan perilaku (etnografi realis);
atau juga mengkritisi isu-isu mengenai kekuasaan, perlawanan dan dominansi
(etnografi kritis).
2.
Mengidentifikasi dan
menentukan lokasi dari kelompok budaya yang akan diteliti. Kelompok sebaiknya
gabungan orang-orang yang telah bersama dalam waktu yang panjang karena disini
yang akan diteliti adalah pola perilaku, pikiran dan kepercayaan yang dianut
secara bersama.
3.
Pilihlah tema kultural atau
isu yang yang akan dipelajari dari suatu kelompok. Hal ini melibatkan analisis
dari kelompok budaya.
4.
Tentukan tipe etnografi
yang cocok digunakan untuk memlajari konsep budaya tersebut. Apakah etnografi
realis ataukah etnografi kritis.
5.
Kumpulkan informasi dari
lapangan mengenai kehidupan kelompok tersebut. Data yang dikumpulkan bisa
berupa pengamatan, pengukuran, survei, wawancara, analisa konten,
audiovisual,pemetaan dan penelitian jaringan. Setelah data terkumpul data
tersebut dipilah-pilah dan dianalisa.
6.
Yang terakhir tentunya
tulisan tentang gambaran atau potret menyeluruh dari kelompok budaya tersebut
baik dari sudut pandang partisipan maupun dari sudut pandang peneliti itu
sendiri.
I.
Langkah- Langkah Penelitian Etnografi
a.
Pemilihan Suatu
Proyek Etnografi
Siklus dimulai dengan pemilihan suatu proyek etnografi. Barangkali yang
pertama peneliti etnografi mempertimbangkan ruang lingkup dari penyelidikan.
Proyek etnografi lebih pada tempat dan suku atau bangsa yang mana yang akan
diteliti.
b.
Pengajuan Pertanyaan
Etnografi
Pekerjaan lapangan etnografi dimulai ketika Anda mulai
mengajukan pertanyaan etnografi. Itu memperlihatkan bukti yang cukup ketika
pelaksanan wawancara, tetapi obsevasi yang sangat sederhana dan entri catatan
lapangan pun melibatkan pengajuan pertanyaan.
c.
Pengumpulan Data Etnografi
Tugas kedua dalam siklus penelitian etnografi adalah pengumpulan data
etnografi. Dengan cara observasi partisipan, Anda akan mengamati aktivitas
orang, karakteristik fisik situasi sosial, dan apa yang akan menjadi bagian
dari tema kejadian. Pengumpulan data ini di lakukan dilapangan. Data yang
dikumpulkan berupa deskripsi dari hasil pertanyaan dan jawaban dari peneliti ke
orang yang diteliti.
d.
Pembuatan Rekaman
Etnografi
Langkah berikutnya dalam siklus penelitian etnografi adalah membuat
rekaman atau catatan etnografi. Tahap ini mencakup pengambilan catatan
lapangan. Pengambilan foto, pembuatan peta, dan penggunaan cara-cara lain untuk
merekam observasi Anda. Rekaman etnografi ini membangun sebuah jembatan antara
observasi dan analisis. Memang, sebagian besar analisis Anda akan sangat
tergantung pada apa yang telah Anda rekam.
e.
Analisis Data
Etnografi
Langkah berikutnya dalam siklus tidak dapat menunggu hingga terkumpul
banyak data. Dalam penelitian etnografi, analisis merupakan suatu proses
penemuan pertanyaan. Sebagai pengganti
datang ke lapangan dengan pertanyaan spesifik, peneliti etnografi menganalisis
data lapangan yang dikumpulkan dari observasi partisipan untuk menemukan
pertanyaan. Anda perlu menganalisis catatan-catatan lapangan Anda setelah
setiap periode pekerjaan lapangan untuk mengetahui apa yang akan dicari dalam
periode berikutnya dari obsevasi partisipan. Terdapat empat jenis analisis,
yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis
tema.
f.
Penulisan Sebuah
Etnografi
Pada tahap ini pneliti menuliskan hasil observasi lapangannya
dalam bentuk tulisan yang isinya bersis deskripsi dari sebuah kebudayaan yang
mencakup lokasi, sejarah, demografi, geografis, unsur-unsur kebudayaan dan
lain-lain.
J.
Instrumen Pengumpul
dan Paparan Data Etnografi
Sebagaimana layaknya penelitian kualitatf yang mengedepankan naturalitik
dalam mendapatkan data yang sifat deskriptif, maka penelitian etnografi juga
memafaatkan teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian kualitatif pada
umumnya, namun ada beberapa teknik yang khas. Adapun instrumen pengumpul data
pada penelitian etnografi sebagai berikut:
1.
Pertama, wawancara
mendalam (indepth interview) merupakan serangkaian pertanyaan yang diajukan
peneliti kepada subjek penelitian.
2.
Kedua, Observasi
partisipan (participant observation). Untuk mengetahui secara detail
langsung bagaimana budaya yang dimiliki individu atau sekelompok masyarakat
maka seorang peneliti eetnografi harus menjadi “orang dalam”. Menjadi “orang
dalam” akan memberi keuntungan peneliti dalam menghasilkan data yang sifatnya
natural.
3.
Ketiga, Diskusi kelompok
terarah (Focus Group Discussion), merupakan kegiatan diskusi bersama antara
peneliti dengan subjek penelitian secara terarah.
4.
Keempat, Sejarah hidup
(Life history), merupakan catatan panjang dan rinci sejarah hidup subjek
penelitian.
5.
Kelima, analisis dokumen
(Document analysis). Analisis dokumen diperlukan untuk menjawab pertanyaan
menjadi terarah, disamping menambah pemahaman dan informasi penelitian.
Mengingat dilokasi penelitian tidak semua memiliki dokumen yang tersedia, maka
ada baiknya seorang peneliti mengajukan pertanyaan tentang informan-informan
yang dapat membantu untuk memutuskan apa jenis dokumen yang mungkin tersedia.
Dengan kata lain kebutuhan dokumen bergantung peneliti, namun peneliti harus
menyadari keterbatasan dokumen, dan bisa jadi peneliti mencoba memahami dokumen
yang tersedia, yang mungkin dapat membantu pemahaman.
Berbagai teknik pengumpulan data yang terpapar tersebut bisa
digunakan peneliti secara bersamaan atau dipilih peneliti berdasarkan kebutuhan
dan juga bergantung peneliti dalam memaksimalkan instrument tersebut. Yang
jelas, bagaimana upaya peneliti dalam mendapatkan dan menghasilkan data
etnografi yang rinci dan utuh. Setalah melakaukan hal-hal tersebut diatas
sekarang tinggal membuat laporan penelitian.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istilah etnografi berasal dari kata ethnos yang berarti
bangsa dan graphy yang berarti tulisan. Jadi, etnografi adalah deskripsi
tentang bangsa- bangsa. Beberapa pendapat para ahli, antropologi mengenai
pengertian etnografi sebagai berikut.
unsur- unsur bagian
dari suatu kebudayaan, sebaiknya dipakai daftar unsur- unsur kebudayaan universal,
yaitu:(1) bahasa,(2) sistem teknologi,(3) sistem ekonomi, (4) organisasi
sosial, (5) sistem pengetahuan, (6) kesenian, dan (7) sistem religi.
Etnografi merupakan
pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utama aktivitas ini adalah
memahami suatu pandagan hidup dari susut pandang penduduk asli. Etnografi
adalah suatu kebudayaan yang mempelajari kebudayaan lain. Etnografi merupakan
suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik pengetahuan, yang meliputi
teknik penelitian, teori etnografi dan berbagai macam deskripsi kebudayaan.
Selain menggunakan
metode observasi partisipasi dan wawancara, studi etnografi juga dapat
dilakukan melalui fieldwork sendiri dalam waktu yang cukup lama.
B. SARAN
Setelah mengetahui
betapa pentingnya kita mengetahui etnografi dan berbagai keutamaanya hendaknya
kita sebagai sebagai bangsa memahami kerangka etnografi sangat berkaitan dengan
kebudayaan, deskripsinya dan etnografi
berhubungan dengan antropologi dan sehingga sampai sekarang adanya
etnografi Modern atau etnografi Baru di
indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar