Minggu, 01 September 2019

Makalah Tauhid Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan

TUGAS MAKALAH ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

‘’ Tauhid Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan ’’

DISUSUN OLEH :

- Afrian Arry Nagoro


SEMESTER 3
JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019


PEMBAHASAN
A.    Pengertian Filsafat, Ilmu, dan Agama
1.      Pengertian Filsafat
Secara etimologis (asal-usul kata), istilah filsafat berasal dari kata yunani philia (cinta) dan shopia (kebijaksanaan)[1]. Jadi, ditinjau dari segi etimologis, filsafat berarti cinta pada kebijaksanaan . Dan secara terminologi filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan dan kebenaran yang asli. Bijaksana menurut kamus ilmiah populer pandai mempergunakan akal pemikiran serta dapat membedakan yang baik dan mana yang tak baik; arif selalu dengan nalar. Cinta kebijaksanaan seorang filosof tidak akan mudah menyalahkan orang lain, suka menghakimi orang lain bukanlah sifat seorang filsuf.
2.      Pengertian Ilmu
Pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan. Maka dari itu ilmu haruslah melawati proses obsevasi dan  tidak bersifat objektif. Ilmu sendiri juga dapat dipertanggungjawabkan atau diuji kebenarannya.lmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan, penyelidikan, usaha menemukan atau pencarian. Oleh karena itu pencarian biasa dilakukan berulang kali, maka dalam dunia ilmu kini dipergunakan istilah research (penelitian) untuk aktivitas ilmiah yang paling berbobot guna menemukan pengetahuan baru.
3.      Pengertian Agama
Sebuah koleksi teroganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang mehubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di duni
Islam adalah agama yang kelahirannya mengalami proses waktu yang amat panjang. Sejak zaman Nabi Adam agama yang disiarkan olehnya bernama islam. Demikian juga para nabi yang meneruskan tugas risalah dari Allah adalah juga mengajarkan agama Islam. Pemahaman seperti itu bermula dari keyakinan bahwa agama yang dibenarkan oleh Allah adalah agama islam. Dalam Quran dinyatakan Inna diena indallahil Islam (Sesungguhnya agama yang benar menurut Allah adalah Islam)[2]. Dari segi etimologi diambil dari kata “Aslama” yang berhati damai serta dari kata “Salima” yang berarti selamat dunia akhirat. Dari kata di atas islam mengandung arti kedamaian dan keselamatan. Dan dari segi terminologi islam adalah agama yang di bawa dan diajarkan oleh semua Nabi dan Rasul sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad dan islam merupakan kaidah hidup yang diturunkan ke muka bumi dan terbina dalam bentuknya yang terakhir yaitu Al-Quran yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad satu kaidah hidup yang memuat tuntunan hidup yang jelas dan lengkap mengenai aspek hidup manusia baik spritual maupun material.
B.     Peran dan Fungsi serta kedudukan Filsafat, Ilmu, dan Agama
1.      Filsafat
Ø  Peran
     Pendobrak
Sejak dahulu intelektualitas manusia terpengaruhi oleh tradisi dan kebiasaan. Manusia percaya pada hal-hal dan kekuatan mistik. Keadaan tersebut berlangsung cukup lama. Kehadiran filsafat telah mendobrak tembok tradisi yang begitu sakral dan selama itu tidak boleh diganggu gugat. Pendobrakan itu membutihkan waktu yang cukup panjang, kenyataan sejarah telah membuktikan bahwa filsafat benar-benar telah berperan selaku pendobrak yang mencengangkan.
     Pembebas
Filsafat telah dan akan terus berupaya membebaskan manusia dari kurangnya pengetahuan yang menyebabkan manusia menjadi picik dan dangkal. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa filsafat membebaskan manusia dari segala jenis “penjara” yang mempersempit ruang gerak akal pikiran manusia.


     Pembimbing
Filsafat membebaskan manusia dari cara berfikir mistis  dengan membimbing manusia untuk berfikir secara rasional. Filsafat membebaskan manusia dari cara berfikir yang picik dan dangkal dengan membimbing manusia secara luas dan mendalam, yakini berfikir secara universal dan menemukan esensi satu permasalahan. Filsafat membebaskan manusia dari cara berfikir yang tidak teratur dan tidak jernih dengan membimbing manusia untuk berfikir secara sistematis dan logis. Filsafat membebaskan manusia dari cara berfikir utuh dan begitu fragmentaris dengan membimbing manusia untuk berfikir secara integral dan koheren.
Ø  Fungsi
a.        Filsafat sebagai sumber dan pedoman untuk berbagai ilmu
b.        Filsafat menolong mendidik untuk membangun diri manusia agar berkembang dengan berpikir lebih mendalam dan kritis
c.        Filsafat juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangakan oleh ahlinya mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata.
Ø  Kedudukan
1)        Memberikan pengertian  dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filsafat.
2)        Berdasarkan dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan pedoman hidup kepada manusia. Pedoman itu mengenai segala sesuatu yang terdapat disekitar maunusia sendiri seperti kedudukan dalam hubungannya dengan yang lainnya. Kita juga mengetahui bahwa alat-alat kewajiban manusia meliputi akal, rasa dan kehendak. Dengan akal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berfikir guna memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak maka filsafat memberikan pedoman tentang kesusilaan mengenai baik dan buruk.[3]
2.      Ilmu
Ø  Peran
Ilmu merupakan sesuatu penting bagi kehidupan manusia, karena dengan ilmu manusia dapat memperpendek proses pencapaian semua keperluan dan kebutuhannya sehingga bisa terpenuhi secara cepat dan mudah. Ilmu juga telah banyak berpengaruh terhadap kehidupan manusia seperti halnya memberantas penyakit, kelaparan, kemiskinan, dan berbagai wajah kehidupan yang sulit lainnya. Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan kemudahan lainnya seperti transportasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya. Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.
Ø  Fungsi
Ilmu merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis lengkap dengan metode-metodenya tersendiri. Ilmu sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Ilmu sebagai alat, sarana, dan penggerak pernak-pernik kehidupan. Adapun fungsi ilmu tidak terhitung dalam kehidupan manusia, sejak Nabi Adam sampai sekarang, dari waktu ke waktu ilmu telah  merobah manusia, dan kehidupan yang tidak dinamis menjadi kehidupan dinamis. Manusia dapat mengetahui mamfaat dari ilmu dengan cara mendalami ilmu tersebut.
Ø  Kedudukan
Dalam ajaran Islam kedudukan ilmu sangat penting, hal ini dapat dilihat didalam Al-Qur’an kata ilmu dan kata-kata jadiannya digunakan lebih dari 780 kali. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya : “Allah meninggikan beberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmu pengetahuan). dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Ayat di atas dengan jelas menunjukkan bahwa orang yang beriman dan berilmu akan menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi. Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut ilmu, dan ilmu yang dimiliki seseorang akan membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan Allah.
3.      Agama
Ø  Peran
Agama memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena agama memberikan sebuah sistem nilai yang memiliki derivasi pada norma-norma masyarakat untuk memberikan pengabsahan dan pembenaran dalam mengatur pola perilaku manusia, baik di level individu dan masyarakat. Singkatnya  agama menjadi sebuah pedoman hidup.
Ø  Fungsi
1)  Fungsi edukatif, agama memberikan bimbingan dan pengajaran
Sebagai pedoman hidup manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik secara individu maupun kelompok.
2)  Fungsi penyelamatan, setiap manusia menginginkan keselamatan baik di dunia maupun sesudah mati. Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang sakral” atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya.
3)  Fungsi pengawasan, agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi kehidupan moral warga masyarakat.
4)  Fungsi memupuk persaudaraan, kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan inimanusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh pribadinya dilibatkan dalam satu intimitas yang terdalam dengan sesuatu yang tertinggi yang dipercayai bersama.
5)  Fungsi transformatif, dapat diartikan dengan mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.[4]
Ø  Kedudukan
Kedudukan agama dapat dilihat dalam dalam perilaku manusia, Kedudukan agama dalam perilaku manusia bertempat pada hati dan akal, dimana hati sebagai tempat penguat sifat seseorang akan kebenaran, sedangkan akal adalah tempat untuk berfikir apakah yang diterima benar atau salah.
C.     Persamaan dan perbedaan Fiafat, Ilmu, Agama
1)      Persamaan
Filsafat, Ilmu, dan Agama sebenarnya memiliki persamaan, yaitu bahwa keduannya mengejar suatu hal yang disebut Ultimater atau hal-hal yang sangat penting mengenai masalah kehidupan, dan bukan suatu hal yang remeh. Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek dengan lengkap dan sampai ke akar-akarnya.
Selain itu, ketiganya memberikan pengertian mengenai hubungan yang ada dalam kejadian-kejadian yang kita alami dan menunjukan sebab-akibat. Filsafat, Ilmu, dan Agama mempunyai metode dan sistem. Ketigannya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia atau obyektivitas, akan pengetahuan yang lebih mendasar.
2)      Perbedaan
·         Obyek material filsafat bersifat umum, sedangkan obyek material ilmu bersifat khusus dan empiris.
·         Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi kritis, sedangkan ilmu harus diadakan riset dengan pendekatan.
·         Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada realitas sehati-hari. Sedangkan ilmu bersifat diskursif yaitu menguraikan secara logis.
·         Filsafat dan Ilmu bersmber pada kekuatan akal, sedangkan agama bersumber pada wahyu.
·         Filsafat didahului oleh keraguan, ilmu didahului oleh keinginthuan, sedangkan agama diawali dengan keyakinan.
D.    Hubungan antara Filsafat, Ilmu, dan, Agama
Sudah dijelaskan bahwa yang dicari oleh filsafat adalah kebenaran, demikian pula ilmu, dan juga agama. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu adalah kebenaran akal, sedangkan kebenaran menurut agama adalah kebenaran Wahyu.
Hubungan antara Filsafat dan Agama masih menjadi sesuatu yang mengganjal saat ini, karena sebagian orang ataupun tokoh agama menganggap bahwa filsafat itu dapat merusak akidah dan terlalu mengagungkan terhadap kemampuan akal pikiran. Dan sebaliknya, di kalangan filsafat agama dipandang sebagai penghalang untuk berpikir bebas serta kritis.
Sebenarnya jika dibahas lebih dalam dan objektif, antara filsafat dan agama tidak ada persoalan yang mendasar, bahkan keduanya dapat saling memperkuat dan saling membutuhkan, filsafat dan ilmu dapat membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama kepada manusia, yang membedakan adalah unsur utama filsafat adalah mencari sebab yang terdalam dari perspektif akal, sedangkan agama menjelaskan sebab terdalam tersebut dari perspektif wahyu.[5]
Disisi lain agama sendiri juga mendukung untuk berpikir dengan perspektif akal atau dengan filsafat, contohnya banyak ayat-ayat  dari Al-Qur’an yang menganjurkan agar umat beragama memperhatikan alam jagad raya ciptaan Allah, kemudian meniliti dengan seksama bahwa manusia diberi akal pikiran dan kemampuan untuk mengerti pencipta lewat penalaran.
Seperti halnya dengan ilmu dan filsafat,  agama tidak hanya untuk agama melainkan untuk diterakan dalam kehidupan dengan segala aspeknya. Pengetahuan dan kebenaran agama yang berisikan kepercayaan dan nilai-nilai dalam kehidupan, dapat dijadikan sumber dalam menentukan tujuan dan pandangan hidup manusia
Agama berbeda dengan sains dan filsafat karena agama menekankan keterlibatan pribadi. Wilayah ilmu berbeda dengan agama, jangankan ilmu, akal saja mungkin tidak sanggup mengadili agama. Agama berhubungan dengan Tuhan, ilmu berhubungan dengan alam, dan agama berfungsi untuk membersihkan hati dan diterima dengan iman, sedangkan ilmu berfungsi mencerdaskan otak dan diterima dengan logika. Meski demikian, ilmu dengan agama selalu berinteraksi dalam kehidupan manusia.[6]
kemudian antara filsafat dengan Ilmu tentu memiliki hubungan, karena ilmu pengetahuan yang kita ketahui saat ini, jika kita telusuri secara mendalam berasal dari filsafat.
 sebenarnya kaum lonian telah membuat pemisah antara filsafat dan ilmu. Namun dalam kenyataannya, sekarang filsafat memiliki arti yang terbatas, hal ini terjadi karena filsafat menjadi korban kesuksesannya sendir. Bermula dari bagaimana penyelidikan cara kerja alam semesta, penyelidikan tersebut kemudian memberikan hasil yang positif  namun dialihkan dari filsafat lalu dinamai sebagai ilmu. Maka dari itu ilmu adalah anak dari filsafat, begitu pula dengan agama, karena harus ada keseimbangan dengan ilmu. Karena dengan kemajuan ilmu, seseorang berkiblat kepada moral, dan moral yang ditata dengan secara hakiki adalah agama.

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas tentang Ilmu, Filsafat, dan Agama dapat di ambil kesimpulan bahwa sumber kebenaran ilmu dan filsafat sendiri berasal dari manusia. Sedangkan sumber kebenaran agama adalah dari Tuhan sendiri yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala. Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan dan kebenaran yang asli,dan Ilmu yaitu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan. Keduanya saling berhubungan , dan tentu saja dalam kehidupan manusia tidak hanya memerlukan hal tersebut namun juga diperlukan moral, dan moral itu adalah agama.
Filsafat, Ilmu, dan Agama sama-sama mencari kebenaran. Sebagai contoh pengetahuan tentang manusia. Filsafat dan ilmu juga dapat membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama kepada manusia, dan agama dapat memberikan jawaban terhadap problem yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu dan filsafat.

B.     Saran
Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan dalam makalah ini, pemakalah mengajak pembaca untuk bisa memahami dan mempelajari dengan baik tentang filsafat, Ilmu, dan agama, agar dapat menjawab permasalahan dengan baik dan benar.









DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2012. pengantar fiksafat barat. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Su’ud, Abu. 2003.  Islamologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Prasetya. 2002.  Filsafat Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia.
Bakhtiar, Amsal. 2005.Tema-tema Filsafat islam, Jakarta : UIN Jakarta Press
Farista,  M. Irsadi, “ Ilmu dan Agama” https://irsadifarista.wordpress.com/filsafat/ilmu-dan-agama/  diakses pada 11 September 2019
Winarno, Bondan. “Peranan Agama Dalam Kehidupan Masyarakat”. https://www.academia.edu/11340768/PERANAN_AGAMA_DALAM_KEHIDUPAN_MASYARAKAT\ diakses pada 11 September 2019


[1]Dr. Zainal Abidin, Pengantar Filsafat Barat, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, Hlm.9
[2]  Prof Dr.Abu Su’ud, Islamologi, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2003, Hlm.139
[3]Prasetya, Filsafat Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), hlm. 151.
[4]Bondan Winarno, “Peranan Agama Dalam Kehidupan Masyarakat”, https://www.academia.edu/11340768/PERANAN_AGAMA_DALAM_KEHIDUPAN_MASYARAKAT.
[5]Amsal Bakhtiar, Tema-tema Filsafat islam, (Jakarta : UIN Jakarta Press 2005),hlm 17.
[6]Farista,  M. Irsadi, “ Ilmu dan Agama” https://irsadifarista.wordpress.com/filsafat/ilmu-dan-agama/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar